Selasa, 19 April 2011

My First Entri - Makalah IPTEK Pengolahan Bahan Pakan


TUGAS TERSTRUKTUR
IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN
“PENGOLAHAN KULIT PISANG SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK”

Oleh:
Anneke (0910550015)
Adi Pranoto (0910550094)
Lilis Mulyandari (0910550202)
Rahmad Adi Gunawan (0910550234)
Dudus Hariadi Budiarto (0910553014)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2011

BAB I
PENDAHULUAN
I.1.        Latar Belakang
Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak tumbuh di berbagai pulau di Indonesia. Banyaknya jumlah tanaman pisang yang tumbuh ini membuat tanaman pisang, khususnya buah pisang, banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tanaman pisang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, mulai dari batang pohon pisang, daun pohon pisang, buah pisang, hingga kulit buah pisang.
Banyak orang menilai bahwa kulit pisang merupakan sampah yang sangat menyebalkan, karena kulit pisang sering membuat orang jatuh terpeleset saat menginjaknya. Kulit pisang juga sering dianggap sebagai sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh manusia. Penilaian itu membawa dampak yang negatif bagi nilai guna kulit pisang sendiri. Pemanfaatan kulit pisang sendiri belum banyak dilakukan, selain diberikan langsung pada ternak, seperti ternak sapi dan kambing. Untuk pemanfaatan kulit pisang bagi ternak lainnya, seperti kelinci dan unggas, belum banyak dilakukan.

I.2.        Rumusan Masalah
1.       Apa itu kulit pisang?
2.       Apa saja gizi atau nutrisi yang terkandung dalam kulit pisang?
3.       Bagaimana proses pembuatan pakan ternak dari kulit pisang?
4.       Bagaimana cara dan dampak dari pemberian bahan olahan kulit pisang pada ternak?

I.1.        Tujuan
1          Untuk mengetahui pengertian kulit pisang.
2          Untuk mengetahui nutrisi yang terkandung dalam kulit pisang.
3          Untuk mengetahui proses pembuatan pakan dari kulit pisang.
4          Untuk mengetahui cara dan dampak dari pemberian bahan olahan kulit pisang pada ternak.

BAB II
PEMBAHASAN


II. 1.          Pengertian Kulit Pisang
Pisang (Musa Paradisiaca) merupakan salah satu tanaman buah yang banyak tumbuh di berbagai pulau di Indonesia. Banyaknya jumlah tanaman pisang yang tumbuh ini membuat tanaman pisang, khususnya buah pisang, banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tanaman pisang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, mulai dari batang pohon pisang, daun pohon pisang, buah pisang, hingga kulit buah pisang.
Banyak orang menilai bahwa kulit pisang merupakan sampah yang sangat menyebalkan, karena kulit pisang sering membuat orang jatuh terpeleset saat menginjaknya. Kulit pisang juga sering dianggap sebagai sampah yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi oleh manusia. Penilaian itu membawa dampak yang negatif bagi nilai guna kulit pisang sendiri. Pemanfaatan kulit pisang sendiri belum banyak dilakukan, selain diberikan langsung pada ternak, seperti ternak sapi dan kambing. Untuk pemanfaatan kulit pisang bagi ternak lainnya, seperti kelinci dan unggas, belum banyak dilakukan.
Kulit pisang memiliki banyak manfaat, dapat dijadikan berbagai macam produk olahan yang dapat dimanfaatkan oleh manusia, seperti nata dari kulit pisang dan mie dari kulit pisang. Selain menjadi produk olahan, kulit pisang juga dapat langsung diberikan pada ternak ruminansia, seperti sapi dan kambing. Banyak peternak menggunakan kulit pisang sebagai bahan pakan pelengkap bagi ternaknya. Sayangnya, kulit pisang tidak dapat diberikan langsung pada ternak non ruminansia seperti kelinci dan ternak unggas. Kulit pisang ini harus mengalami proses terlebih dahulu agar kulit pisang ini dapat dimanfaatkan bagi semua jenis ternak.
II. 2.              Nutrisi
Buah pisang banyak mengandung karbohidrat, baik buahnya maupun pada kulit buah pisang sendiri. Buah pisang mengandung khrom yang berfungsi dalam metabolisme karbohidrat dan lipid. Selain khrom, kulit pisang juga mengandung vitamin C, vitamin B, kalsium, protein, dan juga lemak yang cukup. Dari hasil analisis kimia, kulit pisang banyak mengandung air yaitu sebesar 68,90% dan karbohidrat sebanyak 18,50%.
Karbohidrat adalah senyawa organic yang tersusun atas atom karbon, hydrogen, dan oksigen. Beberapa fungsi karbohidrat adalah:
a.         Sumber energi bagi kebutuhan sel-sel jaringan tubuh. Sebagian dari karbohidrat diubah langsung menjadi energi untuk aktifitas tubuh, dan sebagian lagi disimpan dalam bentuk glikogen di hati dan di otot. Ada beberapa jaringan tubuh seperti sistem syaraf dan eritrosit, hanya dapat menggunakan energi yang berasal dari karbohidrat saja.
b.        Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi. Kebutuhan tubuh akan energimerupakan prioritas pertama bila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhanenergi tubuh dan jika tidak cukup terdapat lemak di dalam makanan atau cadangan lemak yang disimpan di dalam tubuh, maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai penghasil energi. Dengan demikian protein akan meninggalkan fungsi utamanya.
c.         Sebagai zat pembangun. Apabila keadaan ini berlangsung terus menerus, maka keadaan kekurangan energi dan protein (KEP) tidak dapat dihindari lagi.
Karbohidrat yang terkandung dalam kulit pisang adalah amilum (pati). Amilum (pati) yang terdapat dalam kulit pisang ini dapat dimanfaatkan oleh hewan ternak seperti kelinci dan unggas. Karbohidrat dari kulit pisang ini baik bagi tiap tahap pertumbuhan ternak.
Dari hasil analisis proksimat diperoleh komposisi nutrient kulit pisang sebagai berikut : BK = 12,6 %; BO = 80,36%; PK = 8,36 %; gula reduksi = 42,34 % dan gula terlarut = 5,41 %. Kandungan karbohidrat yang besar terutama gula reduksi pada kulit pisang ambon termasuk dalam Readily Available Carbohidrates (RAC) dengan energy bruto sebesar 3724,32 Kcal/kg.

II. 3.          Proses Pengolahan
Salah satu proses pengolahan kulit pisang untuk mengurangi banyaknya limbah kulit pisang adalah dengan mengubah bentuk kulit pisang menjadi tepung kulit pisang yang lebih mudah dimanfaatkan. Dengan proses ini, kulit pisang yang hanya dianggap sebagai limbah, memiliki nilai guna yang lebih besar dan nilai ekonomi yang tinggi.
Dalam pembuatan tepung kulit pisang bahan utama yang diperlukan adalah kulit pisang, kulit pisang dapat diperoleh dari berbagai jenis buah pisang. Metode pembuatan tepung yang digunakan adalah metode pemanasan kering dan penggilingan. Cara pembuatan tepung kulit pisang adalah sebagai berikut:
1.        Mencuci kulit pisang. Proses ini dilakukan untuk membersihkan kulit pisang dari kotoran-kotoran yang menempel pada kulit pisang. Proses pembersihan ini dapat dilakukan menggunakan air biasa.
2.        Merendam kulit pisang dengan larutan natrium tiosulfat. Proses ini dilakukan untuk mendapatkan kulit pisang yang mudah dipotong dalam ukuran kecil.
3.        Memotong kulit pisang menjadi potongan kecil. Proses ini dilakukan untuk mempermudah proses pengeringan kulit pisang. Kulit pisang dapat dipotong dengan ukuran 0,5 – 1 cm.
4.        Mengeringkan kulit pisang. Proses ini dilakukan untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam kulit pisang. Proses pengeringan ini dapat dilakukan melalui 2 cara, yaitu pengeringan dengan sinar/panas matahari ataupun dengan menggunakan oven. Bila menggunakan sinar/panas matahari dapat memakan waktu hingga 2 hari, sedangkan dengan menggunakan oven hanya membutuhkan waktu maksimal 2 jam.
5.        Menggiling kulit pusang. Kulit pisang yang sudah kering dapat digiling dengan menggunakan alat penggiling untuk mendapatkan kulit pisang dalam bentuk tepung. Bentuk tepung memudahkan ternak unggas untuk mengkonsumsi kulit pisang. Selain itu, bentuk tepung juga memudahkan peternak untuk memodifikasi bentuk untuk pemberian pada ternaknya sendiri.
6.        Mengayak tepung kulit pisang. Proses ini dilakukan untuk memisahkan antara tepung kulit pisang dalam bentuk serbuk dengan kulit pisang berbentuk butiran. Selain itu proses ini memudahkan peternak dalam pemberian tepung kulit pisang ke hewan ternak.
7.        Mengemas tepung kulit pisang. Tepung kulit pisang yang kadar airnya sudah berkisar antara 10%-14% dapat segera dikemas untuk dipasarkan. Selain untuk dipasarkan, proses ini dilakukan untuk menyimpan tepung kulit pisang agar tidak mengalami penurunan kualitas. Proses ini dapat dilakukan maupun tidak. Proses ini dapat dilakukan jika produsen tepung kulit pisang akan memasarkan tepung kulit pisang di daerah yang jauh dari lokasi produksi, selain itu jika produsen tepung kulit pisang ingin menimbun atau menyediakan persediaan tepung kulit pisang bagi ternaknya sendiri. Bisa juga tidak dilakukan jika produsen tepung kulit pisang ingin langsung memberikannya pada ternak.
Pada pengeringan oven, dihasilkan tepung yang berwarna lebih coklat, beraroma lebih harum dan bersifat lebih asam dibandingkan dengan tepung hasil pengeringan jemur.

II. 4.          Cara dan dampak dari pemberian kulit pisang bagi ternak
Dari berbagai macam penelitian yang telah dilakukan dijelaskan bahwa tepung kulit pisang tidak hanya dijadikan sebagai bahan pakan pengganti untuk ternak, tetapi sebagai bahan pakan pelengkap yang dapat melengkapi nutrisi yang belum ada pada pakan utama. Pemberian kulit pisang dapat dicampur dengan pakan utama, tetapi batas pemberiannya hanya 30%-50% dari total ransum yang diberikan.
Dijelaskan pula dampak dari pemberian ransum dengan bahan campuran tepung kulit pisang pada ternak unggas, khususnya ayam broiler, dapat menurunkan konsumsi ransum, bobot badan, berat karkas, namun meningkatkan konversi ransum. Pakan buatan yang mengandung tepung kulit pisang tidak mempengaruhi kadar kolesterol dalam darah, dapat menurunkan kadar kolesterol daging, meningkatkan kadar kolesterol hati dan feses.
BAB III
PENUTUP

III. 1.    Kesimpulan
1.       Kulit pisang merupakan limbah buah pisang yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak, baik diberikan langsung pada ternak maupun melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
2.       Kandungan nutrisi pada kulit pisang dapat dimanfaatkan pada setiap fase pertumbuhan ternak.
3.       Proses pengolahan kulit pisang dapat dilakukan dengan merubah bentuk kulit pisang menjadi tepung. Hal ini dapat bermanfaat bagi ternak maupun peternkanya.
4.       Pemberian tepung kulit pisang dibatasai hanya 30%-50% dari jumlah ransum yang diberikan, dapat meningkatkan konversi pakan dan menurunkan kadar kolesterol dalam daging ayam broiler.
III. 2.    Saran
Dari makalah yang telah dibuat, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca maupun dosen pembimbing mata kuliah IPTEK PENGOLAHAN BAHAN PAKAN. Atas segala perhatianya kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

1 komentar:

  1. saya mau tanya kalau kulit pisang batu apa bisa di jadi kan ransum ayam broiler berapa nutrsi nya seperti protein, serat kasar, dan EM ,

    BalasHapus